Kujumpai
lagi dia. Perempuan tua yang selalu duduk di bale bambu setiap pagi dan sore.
Dengan pakaian yang menurutku tidak layak pakai. Dan dandanan kumuh yang tak
sedap dipandang mata. Aku baru tahu kalau perempuan itu bukan gelandangan. Dia
punya rumah tinggal. Rumah di depan bale bambu tempatnya duduk setiap pagi dan
sore. Pernah kujumpai seorang laki-laki tua dan seorang lagi berumur dewasa di
dalam rumah itu. Tapi kenapa perempuan
tua itu seperti tak terurus?.
Kadang
karena seringnya aku lewat di depannya saat pagi dan sore, sekedar menyapa. Dia
memanggilku dengan lambaian tangannya. Karena penasaran kudekati dia. Ternyata
dia minta sedikit makanan untuknya sarapan. Aku heran bukannya di rumah ada
yang bisa memasak untuk makan. Pun perempuan itu juga terlihat masih kuat untuk
sekedar memasak. Dia jawab di rumah hanya ada nasi tanpa lauk. Akhirnya aku
kembali ke rumah untuk membungkus makanan dan kuantarkan kepadanya. Kejadian
itu terjadi tidak hanya sekali, berkali-kali. Aku sebenarnya santai saja. Kuanggap
sedekah. Namun tetangga kiri kanan mulai jengah dengan kejadian itu.
Suatu pagi
seorang ibu tetangga samping rumahku bercerita bahwa perempuan itu memiliki
banyak anak. Laki-laki semua. Yang sulung tergolong mampu bagi sebagian
tetangga, dia tinggal tak jauh dari rumah orangtuanya. Yang tinggal di rumah
perempuan tua itu suami dan anak keduanya yang masih bujang. Aku heran, kenapa
kalau anaknya mampu ibunya dibiarkan tak terurus seperti itu. Apalagi anak
laki-laki masih memiliki kewajiban untuk menafkahi dan merawat ibunya. Kata
tetanggaku memang perempuan itu sedikit malas. Tapi dia juga bilang kalau
perempuan itu tak akur dengan menantunya. Aku menghela nafas mendengarnya.
Jujur aku
iba pada perempuan itu. Kenapa di masa tuanya dia harus merasakan diabaikan
oleh anak-anak yang seharusnya merawatnya dengan baik. Juga sedikit menyalahkan
anak-anaknya, kenapa tidak sedikit menyisihkan waktu untuk sedikit merawat
ibunya. Tapi aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Karena memang aku baru
saja pindah ke lokasi ini sebulan yang lalu. Maka aku hanya bisa diam saja, dan
sesekali membawakan bungkusan makanan untuk dimakan perempuan tua itu bersama
suaminya.
***
Kenyataan
tentang perempuan itu kuperoleh malah dari ibu mertuaku. Cerita tentang kenapa
di masa tuanya dia seperti tak dianggap, tak diperhatikan oleh mereka,
anak-anaknya. Bahwa dulu sewaktu muda, perempuan tua itu tak pernah merawat
anak-anaknya. Pagi sekali sudah berdandan rapi lalu pergi ke pasar untuk
memamerkan diri. Di rumah anak-anaknya dirawat oleh suaminya. Sedari pagi,
memasak, membersihkan rumah, memandikan dan menyuapi anak-anaknya sebelum
berangkat ke sawah. Perempuan tua itu tidak pernah memperhatikan suami dan
anak-anaknya. Bahkan saat suaminya pergi merantau ke luar negeri, perempuan tua
itu malah berselingkuh dengan tetangganya. Tak mau peduli tentang yang lainnya,
yang penting dia bahagia. Itulah sebabnya kenapa di masa tuanya kini tak ada
anak yang mau merawatnya.
0 comments