Perjudianku dengan cinta kandas di tangan dua orang laki-laki yang kucintai
lebih dari diriku sendiri. Lelaki pertama adalah dia yang mematahkan hatiku
bahkan sebelum aku berhasil mencapai masa remajaku. Dialah ayah yang kupuja
dengan seluruh yang kupunya. Laki-laki yang kepadanya kutiupkan cinta sebesar
dunia. Dan dia meninggalkanku suatu kali entah karena apa.
Pada ibu aku
bertanya. Tapi tanya selalu kembali padaku dalam bentuk nista. Aku tahu ayah
mencemari cinta ibu dengan perempuan lain setelah kehadiranku. Dan ketabahan
ibu tetap disisinya tak membuatnya berfikir untuk tak beranjak. Perpisahan itu
meninggalkan luka yang teramat sangat, untukku dan untuk ibu.
Lelaki kedua
hadir setelah masa remajaku. Dia lelaki yang kukenal santun dan seiring waktu
menciptakan cinta. Bolehlah kalian sebut aku bodoh. Tapi dia memang sangat
santun, tak pernah aku berfikir dia pun akan mematahkanku bahkan lebih kejam
dari cinta pertamaku. Dia yang kukenal berbilang purnama meninggalkanku begitu
saja dengan noda yang tak bisa kularikan kemana-mana. Tak bisa kutemukan dia di
seluruh dunia yang aku tahu miliknya. Maka aku pun patah untuk kedua kalinya.
Dengan menanggung dosa yang terus tumbuh tanpa bisa kucegah.
Sejak itu aku
menjadi tak percaya lagi akan cinta. Cinta yang katanya suci, lahir dari Ilahi.
Tapi kenapa justru membuat luka yang tak bisa pergi dan noda yang menggayut
pasti. Sejak itu kututup rapat hatiku dari kata cinta. Bullshit lah semua.
Hanya topeng dibalik nafsu yang menggurita. Aku memilih sendiri. Menikmati dosa
yang berkembang pasti dalam diri. Hingga hitungan purnama berganti.
Lalu entah kenapa cinta itu tumbuh kembali tanpa
bisa kucegah. Padanya. Lelaki ketiga yang hadir dalam hidupku melalui rahimku.
Lelaki yang menumbuhkan kembali ceria yang lama tak bersua. Lelaki yang
membuatku menangis bukan karena derita tapi bahagia. Maka untuknya kupanjatkan
doa. Agar dia tak akan pernah mematahkan hatiku unuk kesekian kalinya. Dia
anakku yang kucintai lebih dari apapun di dunia. Yang lahir dari lelaki yang
sekarang tak tahu dimana rimbanya. Semoga cintaku cukup untuk tak membuatnya
beranjak dan meninggalkanku dalam nestapa.
0 comments