BLANTERORBITv102

PERIHAL CINTA

Monday, October 7, 2019
Perjudianku dengan cinta kandas di tangan dua orang laki-laki yang kucintai lebih dari diriku sendiri. Lelaki pertama adalah dia yang mematahkan hatiku bahkan sebelum aku berhasil mencapai masa remajaku. Dialah ayah yang kupuja dengan seluruh yang kupunya. Laki-laki yang kepadanya kutiupkan cinta sebesar dunia. Dan dia meninggalkanku suatu kali entah karena apa. 

Pada ibu aku bertanya. Tapi tanya selalu kembali padaku dalam bentuk nista. Aku tahu ayah mencemari cinta ibu dengan perempuan lain setelah kehadiranku. Dan ketabahan ibu tetap disisinya tak membuatnya berfikir untuk tak beranjak. Perpisahan itu meninggalkan luka yang teramat sangat, untukku dan untuk ibu.

Lelaki kedua hadir setelah masa remajaku. Dia lelaki yang kukenal santun dan seiring waktu menciptakan cinta. Bolehlah kalian sebut aku bodoh. Tapi dia memang sangat santun, tak pernah aku berfikir dia pun akan mematahkanku bahkan lebih kejam dari cinta pertamaku. Dia yang kukenal berbilang purnama meninggalkanku begitu saja dengan noda yang tak bisa kularikan kemana-mana. Tak bisa kutemukan dia di seluruh dunia yang aku tahu miliknya. Maka aku pun patah untuk kedua kalinya. Dengan menanggung dosa yang terus tumbuh tanpa bisa kucegah.

Sejak itu aku menjadi tak percaya lagi akan cinta. Cinta yang katanya suci, lahir dari Ilahi. Tapi kenapa justru membuat luka yang tak bisa pergi dan noda yang menggayut pasti. Sejak itu kututup rapat hatiku dari kata cinta. Bullshit lah semua. Hanya topeng dibalik nafsu yang menggurita. Aku memilih sendiri. Menikmati dosa yang berkembang pasti dalam diri. Hingga hitungan purnama berganti.

Lalu entah kenapa cinta itu tumbuh kembali tanpa bisa kucegah. Padanya. Lelaki ketiga yang hadir dalam hidupku melalui rahimku. Lelaki yang menumbuhkan kembali ceria yang lama tak bersua. Lelaki yang membuatku menangis bukan karena derita tapi bahagia. Maka untuknya kupanjatkan doa. Agar dia tak akan pernah mematahkan hatiku unuk kesekian kalinya. Dia anakku yang kucintai lebih dari apapun di dunia. Yang lahir dari lelaki yang sekarang tak tahu dimana rimbanya. Semoga cintaku cukup untuk tak membuatnya beranjak dan meninggalkanku dalam nestapa.

Author

Marwita Oktaviana

Blogger, Book lover, Writing Enthusiast, A friend of a many students