Tidak terasa sudah masuk mata pelajaran ke 4
ujian hari ini. Lelah dan suntuk sudah terasa. Sedikit mengantuk juga. Wajar menurutku.
Karena duduk sambil mengawasi mereka mengerjakan ujian memang membuat bosan.
Maunya sih sambil mengawasi sambil cari ide
untuk tulisan hari ini. Tapi kok ya pas blank nggak ada ide. Apalagi memikirkan
tugas nulis ulang cerita dongeng malah membuat pusing kepala.
Jadiiii nulis lanjutan seri puisi saja kali
yaaaa.
Distikon, terzina, kuartet, dan Quint sudah,
jadi kali ini aku bahas tentang puisi dengan 6 baris per baitnya. Namanya sektet.
Jangan salah sebut sekte ya,anti dikira aliran agama yang nggak bener lagi. J
Nah karena ada enam baris per bait, jadinya
lebih susah dibikin. Tapi kalau mau berusaha pasti bisa kok.
Di bawah ini aku beri contoh puisi sektet itu
seperti apa. Cekidot....
SUDAHLAH,
Kaca kaca
berserak
Semestaku
berombak
Keras bibir
teriak
Dibising
rindu terkoyak
Pergi, jangan
berjejak
Sudahlah aku
muak
Berpuluh
kalender berlalu
Tak juga kau
mau temu
Untuk apa
aku menunggu
Di ujung bangku
keretamu
Hanya nama
bagai sembilu
Sudahlah aku
jemu
Di bilik
resah menjura
Apalah semua
reka
Seribu
maafmu tak nyata
Dibalut luka
kau tera
Biarkan aku tak
ada
Sudahlah, sudah
0 comments