BLANTERORBITv102

LET'S READ, KOLABORASI DONGENG DAN GAMBAR SEBAGAI PEMANTIK KECINTAAN MEMBACA PADA ANAK

Tuesday, January 5, 2021

 

Sumber: Google Picture
Sumber: Google Picture

Mungkin sangat terlambat jika ingin membahas mengenai salah satu drama korea popular di tahun 2020 kemarin. It’s Oke Not To Be Oke bercerita tentang seorang penulis dongeng yang memiliki kelainan jiwa dalam mencari jati diri. Di sana banyak disajikan bermcam buku dongeng yang berhasil membawa penulisnya pada kemampuan finansial yang bagus. Buku-buku dongeng itu disajikan dengan ilustrasi yang menarik dan apik. Dari ilustrasi dan isi cerita itu mengalir pundi-pundi kekayaan dari royalty. Semakin banyak pembeli semakin besar pula nilai royalty yang dibayarkan. Melihat banyaknya penggemar saat acara launching buku dongeng terbaru menandakan bahwa ketertarikan masyarakat pada buku dongeng milik Ko Moon Yeong sangatlah tinggi.

 

Buku dongeng di drama It's Oke Not To Be Oke
Sumber: Google Picture

Melihat itu secara naluriah saya merasa iri. Saya termasuk salah satu generasi dengan masa kecil yang jauh dari hiruk pikuk media. Melihat aneka gambar dalam sebuah buku pasti menarik dan menambah minat baca. Membaca atau mendengar dongeng dapat membantu meningkatkan perkembangan anak. Saya sendiri salah satu objek yang terbiasa mendengar dongeng langsung dari Bapak dan Ibu sebelum tidur. Dongeng-dongeng itu dilafadzkan langsung tanpa adanya media cetak. Kreatifitas dan daya ingat Bapak Ibu bercerita lah yang membangkitkan minat kami, anak-anaknya untuk terus mendengar.

 

Kegiatan mendongeng itu ternyata banyak bermanfaat bagi saya dan mungkin bagi banyak anak-anak lain, diantaranya:

  1. Melatih dan mengembangkan imajinasi anak

Menurut Efnie anak usia 3-7 tahun biasanya memiliki “dunia” nya sendiri. Masa-masa ini anak sangat aktif berimajinasi. Dengan pembacaan dongeng secara konsisten akan membentuk imajinasi yang bagus dan terarah. Banyak juga yang kemudian mengembangkan imajinasi sendiri sebagai feedback dongeng yang dibacakan atau diceritakan menjadi cerita yang lain dan menarik.

2. Membangun dan meningkatkan kecerdasan emosional.

Setiap dongeng pasti memiliki pesan khusus yang di-input dalam torehan kalimat-kalimat yang mudah dimengerti anak. Anak akan mudah menangkap nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat karena disajikan secara menarik dan sesuai dengan dunia mereka

3. Melatih dan meningkatkan kosa kata serta kemampuan berbahasa.

Kemampuan awal yang dikuasai oleh anak adalah kemampuan verbal. Dengan sering mendengar cerita akan menjadi stimulus untuk merangsang kemampuan berbahasa. Kisah-kisah pada dongeng biasanya disajikan dalam bahasa yang positif, dengan demikian akan membantu anak untuk berkomunikasi dan bertutur dengan bahasa yang sopan

4. Menjalin bonding yang lebih erat dengan orang tua.

Saat ibu atau ayah membacakan dongeng pada anak secara tidak langsung mereka sedang memberikan pembelajaran tentang “bahasa ibu”. Bagaimana bertutur, bagaimana bersikap, bagaimana menghidupkan kisah-kisah itu agar melekat di benak anak dan anak mampu menangkap pesan-pesan yang tersirat. Sesi mendongeng akan menambah waktu interaksi dan jalinan kasih sayang antara orangtua dan anak.

5. Meningkatkan minat membaca

Secara alami anak-anak yang biasa dibacakan atau membaca dongeng akan memiliki ketertarikan dan rasa penasaran yang tinggi pada cerita-cerita lain yang belum dibaca. Dengan sendirinya rasa penasaran itu akan menstimulus mereka untuk lebih banyak membaca.

6. Membangun konsep bercerita

Ini saya rasakan pribadi, bagaimana jalinan dongeng-dongeng yang diceritakan saat kecil dulu begitu melekat. Dan itu membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis saya. Bagaimana mengawali cerita, membuat konfik danmengakhiri dengan bagus dan mulus.

 


Mendongeng juga bisa menjadi salah satu langkah untuk memberikan hak anak. Hak anak sendiri diumumkan oleh PBB pada tahun 1954 dan disahkan sebagai Konvensi Hak-Hak Anak pada tahun 1989. Di Indonesia Keputusan Presiden No. 36/1990 yang disahkan pada tanggal 28 Agustus 1990 dibuat sebagai bukti pengakuan hak anak tersebut. Dari 10 hak anak yang tertuang, mendongeng bisa dimasukkan sebagai bentuk pemberian hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan dan rekreasi.

 

Kemajuan zaman membuat tradisi mendongeng mengalami penurunan. Orangtua lebih banyak menyediakan gadget sebagai hiburan untuk anak. Anak-anak jadi lebih senang bermain dengan gadget  tersebut dibanding mendengar dongeng karena secara alamiah pada usia tersebut anak menyukai gambar atau animasi disbanding sesuatu yang abstrak. Mungkin di era serba digital saat ini dongeng perlu disajikan dengan format berbeda untuk menstimulus ketertarikan anak. Pemberian gambar-gambar yang menarik pada cerita dongeng akan banyak berpengaruh pada minat anak untuk mendengar atau membaca. Bisa juga disajikan dalam bentuk digital yang dilengkapi animasi. Format penyajian seperti itu akan menarik perhatian anak dari bentuk hiburan yang tidak bermanfaat untuk beralih pada dongeng digital yang dapat membantu membentuk karakter positif pada tumbuh kembang anak.

 

Saya memiliki keinginan besar untuk menyediakan banyak bacaan untuk anak-anak dan teman-temannya di rumah. Untuk menstimulus kemauan mereka membaca dan meminimalisasi waktu yang dihabiskan bermain gadget dengan mencari berbagai hal menarik yang disajikan lewat buku cerita. Memotivasi kembali semangat bercerita atau membacakan cerita pada anak agar kelak mereka tumbuh sebagai pecinta buku dan literasi.

 

LET”S READ SEBAGAI APLIKASI DONGENG YANG MENARIK


Let's Read adalah perpustakaan digital buku cerita anak persembahan komunitas literasi dan The Asia Foundation. Let's Read! diprakarsai oleh Books for Asia, yakni program literasi yang telah berlangsung sejak 1954. Program tersebut menerima U.S. Library of Congress Literacy Awards atas inovasi dalam promosi literasi pada Desember 2017. Let’s Read memiliki misi membudayakan kegemaran membaca pada anak Indonesia sejak dini melalui:

1.    Digitalisasi cerita bergambar;

2.    Pengembangan cerita rakyat yang kaya kearifan lokal; dan

3.  Penerjemahan buku cerita anak berkualitas terbitan dalam dan luar negeri ke dalam bahasa nasional dan ibu.

Aplikasi ini sangat bagus sebagai edia untuk mengenalkan dongeng pada anak. Disajikan dengan gambar menarik dan pilihan bahasa yang beragam menjadikan Let’s Read sebagai media yang mumpuni untuk menggantikan tradisi mendongeng zaman dahulu. Dongeng yang disajikan pun beragam dan diambil dari beberapa Negara. Hal tersebut juga sangat bagus untuk mengenalkan keragaman tradisi yang ada di dunia.


Mengunduh aplikasi Let's Read bisa menjadi solusi untuk para orang tua yang ingin menumbuhkan minat membaca pada anak dan memperkaya anak-anak dengan bermacam memori cerita dongeng yang beragam. Segera lengkapi smartphone ayah ibu dengan aplikasi ini sebagai salah satu ikhtiar membentuk hal positif pada anak.

 

Mari kita galang kembali tradisi mendongeng melalui banyak media yang tersedia. Mendongenglah dan saksikan generasi anak-anak kita akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan literasi yang bagus. Generasi dengan kecerdasan literasi baik akan tumbuh menjadi generasi yang berdaya saing tinggi dan mampu bertahan di era yang penuh komplikasi saat ini.

 

 


Author

Marwita Oktaviana

Blogger, Book lover, Writing Enthusiast, A friend of a many students